“Aktivisme Borjuis” Lebih Berharga ketimbang Pengorganisasian Kelas yang Hanya di Kepala
Oleh: Dodi Faedlulloh Tulisan Mughis dan Rafiqa di Project Multatuli perlu mendapatkan tanggapan kritis. Mereka mengkritik gerakan Peringatan Darurat beberapa hari lalu sebagai bentuk “Aktivisme Borjuis” yang dianggap reaktif dan moralis. Saya ingin langsung menanggapi bahwa esai tersebut justru mencerminkan bentuk kenaifan yang kerap menjangkiti para akademisi cum intelektual kiri. Dengan nada superioritas yang khas abang-abangan kiri, penggunaan diksi seperti “merengek”, “naif”, “menyedihkan”, dan “tidak berguna” justru meremehkan kemarahan dan gerakat rakyat. Kenaifan ini berakar pada idealisme tentang bagaimana kehidupan politik dan gerakan … Continue Reading →